Tahun 1993, seseorang berkebangsaan Jepang bernama Munekazu Iiunama berinisiatif untuk mengumpulkan kulit buah Manggis (MGS8000) dari berbagai pelosok Nusantara. Setelah lumayan terkumpul banyak, kulit Manggis tersebut kemudian dibawa ke Gifu Pharmaceutical University, Jepang untuk diteliti.
Setelah kulit buah Manggis (MGS) berada di Jepang, tim peneliti yang terdiri dari Kenji Matsumoto, Munekazu Iinuma sendiri, dan beberapa orang lainnya, mengekstrak kulit buah Manggis yang sudah kering tersebut dengan benzena, aseton, alkohol 70% dan heksana.
Dari proses ekstraksi tersebut ternyata menghasilkan enam turunan xanthone yang merupakan senyawa utama yang terkandung dalam buah Manggis. Derivasi xanthone tersebut terdiri dari a-mangostin, b-mangostin, g-mangostin, mangostinone, garcinone E, 2-isoprenyl-1, 7-dihydroxy-3-methoxyxanthone.
Tak berhenti sampai disitu, para ilmuwan tersebut kemudian mengambil sel penyebab leukemia seperti K562, HL60, NB4, U937 dari Ibaraki, Jepang. Selanjutnya sel kanker yang menjadi penyebab leukemia tersebut kemudian dikulturkan.
Lalu, senyawa xanthone dari kulit buah Manggis dilarutkan kedalam kultur sel penyebab leukemia tadi. Hasilnya cukup mengejutkan, yakni a-mangostin yang merupakan salah satu unsur turunan dari xanthone berperan dalam memicu proses apoptosis sel leukemia.
Hasil penelitian tersebut seolah telah menjadi pemicu untuk memunculkan hasil-hasil penelitian lainnya tentang kevalidan kulit buah Manggis yang mengandung banyak manfaat.
Pasca-penelitian oleh tim Munekazu, penelitian lainnya di Swiss menemukan bahwa xanthone dalam kulit buah Manggis (MGS) mampu mengatasi depresi.
Kemudian sekitar tahun 1996, diadakan dua penelitian lainnya di Taiwan. Dimana penelitian yang satu menemukan bahwa xanthone berkhasiat dalam mengatasi depresi, dan penelitian lainnya menemukan bahwa XANthone manggis yang digunakan pada kapsul MGS8000 berperan juga sebagai anti-kanker.
Di kawasan Oregon Amerika Serikat, penelitian xanthone berakhir pada kesimpulan bahwa senyawa yang satu ini ampuh untuk penyakit malaria. Sampai akhirnya pada pertengahan 1997-2004 penelitian terhadap kulit buah Manggis ini dilakukan di berbagai penjuru dunia dan hasilnya sangat beragam: bermanfaat untuk menyembuhkan tuberkulosis, kanker payudara, diabetes, maupun arthritis.